Panduan Master DSLR : Cara Kerja Exposure
|Exposure, yang merujuk ke kecerahan foto, ditentukan oleh interaksi bersama antara shutter dan aperture. Dapatkan pemahaman yang baik mengenai exposure untuk mengontrol hasil akhir gambar Anda.
Dasar-dasar Exposure
Jumlah exposure ditentukan oleh nilai aperture dan shutter speed
“Exposure” adalah istilah yang secara umum merujuk ke kecerahan foto. Kecerahan foto ditentukan oleh jumlah cahaya yang menimpa sensor gambar, sementara shutter dan aperture berfungsi sebagai katup untuk menyesuaikan jumlah cahaya. Seperti yang dikemukakan oleh “shutter speed”, ini mengukur berapa lama “pintu” tetap terbuka untuk cahaya yang masuk. Sementara itu, “aperture” bisa dipahami sebagai indikasi, seberapa lebar “pintu” itu terbuka. Oleh karena itu jumlah cahaya yang terjadi bisa disesuaikan dengan mengontrol shutter speed dan aperture. Exposure yang tepat diperoleh melalui interaksi bersama antara kedua komponen ini. Meskipun jumlah kecerahan yang tepat dapat diperoleh dengan meningkatkan shutter speed untuk membuka aperture pada satu sisi, atau dengan memperlambat shutter speed untuk melakukan stop down aperture pada sisi lainnya, konsep “exposure” tetap sama persis dalam kedua kasus ini. Jika kita menggunakan maraton sebagai contoh, tanpa menghiraukan apakah pelari mencapai sasaran dengan berlari cepat atau lambat, jarak aktual yang ditempuhnya tetap tidak berubah.
Hubungan antara Shutter Speed & Aperture
Bagan di atas menunjukkan hubungan antara nilai aperture dan shutter speed. Sebagai contoh, jumlah kecerahan yang sama dapat diperoleh dalam foto, baik dengan membuka aperture untuk meningkatkan shutter speed, atau dengan melakukan stop down pada aperture untuk memperlambat shutter speed.
Memahami Apa yang Dimaksudkan Dengan Proper Exposure
Overexposed
Proper Exposure
Underexposed
———————————————————————————————————
Kecerahan sedap dipandang mata apabila proper exposure tercapai
”Proper exposure” merujuk ke tingkat kecerahan yang tepat untuk foto yang tampak sedap dipandang oleh mata pemirsanya. Definisi ini secara relatif kabur, dan sebagian besar bergantung pada apa yang diyakini fotografer sebagai tingkat kecerahan yang tepat. Dengan begitu, memang ada kisaran proper exposure yang secara wajar masuk ke dalam kurun kisarannya, kecuali sang fotografer mempercerah (atau mempergelap) gambar secara sengaja. Jika kecerahannya menyimpang cukup banyak dari kisaran ini, gambar yang dihasilkan akan menjadi overexposed (terlalu cerah), atau underexposed (terlalu gelap). Bahkan, meskipun kecerahan masuk dalam kisaran proper exposure, bisa saja sebagian gambar tampak sangat cerah atau gelap. Apabila sorotannya hilang sama sekali, fenomena ini dikenal dengan sebutan “blowout.” Adapun area yang tampak gelap gulita dirujuk sebagai “black crush.” Fenomena ini kemungkinan besar terjadi apabila exposure gambar secara keseluruhan terlalu jauh dari kisaran yang sesuai, sehingga penting untuk mempertahankan proper exposure sepanjang waktu ketika Anda mengambil bidikan. Lanjutkan penggunaan teknik ekspresi untuk secara sengaja mempercerah (high key) atau mempergelap (low key) gambar setelah Anda menguasai konsep proper exposure.
Contoh Blowout
Cahaya matahari yang terik direfleksikan dari tenda putih yang menyebabkan terjadi blowout. Untuk meredakan fenomena ini, cukup dengan cara mengurangi level exposure.
Contoh Black Crush
Kontras yang tinggi menyebabkan area bayangan tampak remuk. Namun demikian, dalam hal ini, harap diingat bahwa meningkatkan exposure dapat menyebabkan blowout pada sebagian area.
sumber : canon