Harta Hilang Rp 195 Triliun Dalam 1 Jam, Orang Terkaya China Ini Santai

Kehilangan harta US$ 15 miliar atau sekitar Rp 195 triliun bukan hal yang lucu. Namun orang terkaya nomor 3 di China, Li Hejun, masih bisa bercanda soal turunnya harga saham perusahaan produsen panel surya miliknya pekan lalu.

Harga saham Hanergy, perusahaan energi solar milik Li Hejun, turun 47% hanya dalam sejam pada 20 Mei 2015 lalu. Nilai perusahaannya turun US$ 19 miliar, sementara nilai saham Hanergy yang dimiliki Li turun US$ 15 miliar. Li memegang 80% saham Hanergy.

Li berbicara di kantor berita Xinhua terkait anjloknya saham Hanergy yang menghebohkan tersebut. Pria ini sudah mengetahui nilai sahamnya bakal anjlok. Karena itu, dia memilih tidak menghadiri ke rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Dia memilih menghadiri pameran energi terbarukan, untuk makan siang dan berbicara kepada 200 pengusaha soal energi hijau.

“Dalam pertemuan itu saya bercanda, tidak mudah berbicara saat ini saat perusahaan saya kehilangan 140 miliar yuan hari itu,” kata Li seperti dilansir dari CNN, Jumat (29/5/2015)

Candaannya terus berlanjut dalam pertemuan dengan 200 pengusaha tersebut. Dia juga mengatakan, bisnis Hanergy tengah berkembang pesat.

Li telah memprediksi anjloknya saham Hanergy. Alasannya, saham Hanergy sudah meroket 625% hanya dalam setahun. Harganya makin meninggalkan harga saham First Solar, produsen panel surya asal AS.

Pada posisi tertingginya April lalu, kapitalisasi pasar Hanergy mencapai US$ 45 miliar (Rp 585 triliun). Melonjaknya harta Li ini membuat Jack Ma si pendiri Alibaba lengser dari predikat orang terkaya China.

Bisnis Hanergy fokus ke produksi panel surya berteknologi tinggi yang tipis dan felksibel. Perusahaan punya 15.000 pegawai dan cabang di beberapa negara.

Komisi pengawas bursa saham Hong Kong sebelumnya mengatakan akan menginvestigasi Hanergy terkait anjloknya harga saham. Apalagi belum ada informasi resmi dari perusahaan tersebut, terkait turunnya harga saham tersebut.